About

Wednesday, December 9, 2015

Jimi Hendrix


He is my hero guitarist era 70s...




Ritchie Blackmore


He is one of my hero guitarist era 80s,,
Member of Deep Purple, Rainbow, etc



Steve Vai


He is one of my heroes guitarist era 90s...



Tuesday, December 8, 2015

Supported by Gitar Plus Megazine

Here is my article regarding album Voice of Ethnic... July Edition 2015. Gugun Blues Shelter, Donny Fatah, Ian Antono, Arya Setyadi, Indro Hardjodikoro, dkk juga memiliki album ethnic rock ini, suatu kehormatan buat saya.. Terima kasih,
Album ini bisa didapatkan di Gitar plus store, atau order to 085694694708

,











My Mentor

Sir Gideon LJ Tengker is my mentor even for my band Pyramid REGA (SKA), I have been learning Blues since Aug 2010.... 





My Studio "Pyramid"





Endorsed by Rockwell



Since September 2015, Rockwell Guitar & Bass Made in Indonesia has endorsed Pyramid Rega and me...

Saturday, December 5, 2015

My Photos


Here is some pictures when I was performing**









Recording



*RECORDING LAY OUT**



Here is some lay out for recording, you can check and practise if you want..







My Band Pyramid Rega




Presently My Band is Pyramid REGA, the genre is SKA.. we called Heavy SKA.
Rega was establised in August 2013 with some Reggae and SKA concept,..

Why I prefer SKA rather than Metal ?? because of my solo music is Blues, Rock and Metal so I need a different style and new concept with my band.

Basically I really like kind of genres, not specific...

by this December 2015, Pyramid REGA will release first album "O o owh" and this song written by senior Indonesian Blueser Mr Gideon LJ Tengker.









Tuesday, December 1, 2015

Siaran Pers

SIARAN PERS

“Voice of Ethnic”

“Voice of Ethnic” merupakan bukti absolut dari sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Melalui album perdananya ini, gitaris asal Bogor Dede Aldrian tak hanya merealisasikan bunga-bunga tidurnya, tetapi juga membuktikan kepiawaiannya dalam meramu komposisi instrumental sekaligus menggoreskan stigma ‘etnik’ pada dirinya sendiri. Ya, nuansa etnik Sunda yang dikawinkan dengan polesan rock modern hasil eksekusi Dede benar-benar menghasilkan barisan komposisi unik, identik sekaligus ciamik.

Bagi gitaris yang memiliki tipe permainan shredding seperti Dede, apalagi telah memiliki lebih dari 150 lagu sendiri yang sebagian besar di antaranya bercorak neo-classical metal, berpartisipasi dalam gerakan pengabadian musik etnik tentu merupakan hal yang wajib diapresiasi. Di usia yang masih sangat muda, 20 tahun, Dede tidak berusaha mencari jati diri melalui jalur ‘mainstream’ ala kebanyakan gitaris metal. Sebaliknya, ia fokus menggaungkan musik ‘tak lazim’ asal daerah kelahirannya, Bogor, Jawa Barat, dengan segala tingkat keunikannya yang tinggi.

“Sebetulnya saya ingin eksplor semua musik etnik Indonesia termasuk Sumatera (Padang), Kalimantan, dan lain-lain. Tetapi dikarenakan banyak dan bermacam-macam jenisnya, akhirnya saya putuskan di album ini hanya fokus ke daerah dimana saya berasal, yakni Jawa Barat. Tapi jangan salah, musik Sunda dan Bali memiliki banyak kesamaan. Sama-sama ada gamelannya, gendangnya, sulingnya, dan lainnya,” ujar Dede.

“Voice of Ethnic” sendiri dirilis pada 3 Mei 2015 atau bertepatan dengan hari ulang tahun Dede yang ke-20 dimana menurut dirinya, kehidupan seseorang akan mengalami banyak perubahan setelah melewati fase usia kepala satu menuju kepala dua. Perubahan itu mencakup pola pikir dan pendewasaan diri dimana semuanya tak akan pernah terwujud tanpa campur tangan Tuhan YME. “Mungkin ini petunjuk dari Allah SWT yang menggerakkan hati kami, entah kenapa berkeinginan menyelesaikan album ini bertepatan dengan hari kelahiran Dede,” Fosil Haris, produser album sekaligus ayah Dede menjelaskan.

Dari 11 trek yang bersemayam di dalamnya, tujuh lagu merupakan lagu lama yang sering dipublikasikan Dede di media sosial maupun di atas panggung. Sedangkan empat lainnya sengaja dibuat di tahun 2015 untuk melengkapi album ini, yakni “Sundanese Funky”,  “Gitar Suling”, “Jurig Awewe (Santet)” dan “Sabilulungan Rock II”. Khusus “Jurig Awewe (Santet)”, menampilkan mantan gitaris band Kesna Shena Ariyandi yang kebetulan berada di bawah naungan komunitas gitar yang sama dengan Dede, Bogor Guitar Funatics (BGF). Tipe permainan gitar Shena yang jazzy menjadi alasan utama Dede melibatkan gitaris berkaca mata itu. (Riki Noviana)

“Voice of Ethnic”
Contact (interview, booking, etc): 0813 1976 4080, 0857 1418 7579 (Fosil Haris)
Email: dedealdrian@gmail.com

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management